Sabtu, 26 Februari 2011

Bencana Alam

TSUNAMI DI ACEH

TSUNAMI yang terjadi di Aceh empat tahun silam tercatat dalam World Data Center A for Solid Earth Geophysics (2007), sebagai tsunami yang paling banyak memakan korban di wilayah Samudera Pasifik dan Samudra Indonesia dalam 2000 tahun terakhir.Pusat gempa yang kekuatan 8,9 skala richter tersebut berada di laut dan menyebabkan gelombang tsunami yang menghantam pesisir 8 negara; Indonesia, Malaysia, Thailand, Bangladesh, Burma, Maladewa (Maldives), Sri Lanka, dan India.
Mengenang peristiwa ini, ribuan warga Banda Aceh dan Aceh Besar, Nangroe Aceh Darussalam, melantunkan zikir dan doa di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Nangroe Aceh Darussalam, Kamis (26/12). Meskipun telah empat tahun berlalu, suasana para pelantun zikir dan doa ini terus larut dalam tangis dan kesedihan.
Gubernur Irwandi Yusuf  menginstruksikan warga di Provinsi NAD mengibarkan bendera Merah Putih setengah tiang selama 3 hari mulai Kamis hingga Sabtu. Seruan ini berlaku bagi semua instansi maupun kantor pemerintahan, pemilik toko, dan fasilitas umum lainnya.
Secara umum kondisi di Aceh kini semakin baik. Pemerintah daerah yang baru telah terbentuk, pembangunan infrastruktur juga sudah mencapai 60 hingga 70 persen. Ratusan kepala keluarga memang masih tinggal di penampungan, namun sebagian besar sudah menempati rumah bantuan yang disediakan.
Namun dari sisi mental, para korban tsunami masih memerlukan penanganan psikologis. Menurut Aktivis Lembaga Pusat Pelayanan Kesehatan Mental Keluarga (Himsi Jaya) di Blang Pidi, Aceh Barat Daya-NAD, Totok Widayanto, para korban masih menyimpan memori saat mereka berlarian karena dikejar air laut yang menghantam daratan sebelah barat pesisir NAD. Mereka masih trauma dan merasa ngeri saat melihat mendung dan ombak pasang.
Berbeda dengan anak-anak, kondisi psikologis mereka sudah lebih baik karena mereka lebih banyak bermain. Meskipunbeberapa di antaranya masih ada yang bertanya di mana orangtua mereka.***


 TSUNAMI DI MENTAWAI

Pusat Pengendali Operasi (Pusdalop) Penanggulangan Bencana Sumatera Barat (Sumbar) telah menerima laporan korban tewas sebanyak 80 orang yang sudah ditemukan hingga Selasa malam sekitar pukul 20.00 WIB.
Data yang dihimpun pada Pusdalop PB Sumbar, Selasa (26/10/2010) malam, masih tercatat 107 warga yang diduga hilang dan sekitar 645 masih berada di pengungsian.
Perkembangan data korban tewas yang ditemukan masih simpang siur, sisi lain Ketua DPRD Mentawai Hendri Dori menginformasikan, sudah ditemukan korban tewas sebanyak 108 dan diduga hilang sebanyak 502 orang.
Kepala Badan Panggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar Harmensyah mengatakan, pihaknya menerima laporan sementara dari Posko Ronda Sikakap dan telah ditemukan sebanyak 80 orang jasad dan 107 masih diduga hilang.
Sementara kerusakan akibat gempa dan tsunami, berdasarkan data sementara, sudah sebanyak 100 unit rumah warga rusak berat dan rusak sedang.
Pencarian terhadap korban yang hilang terus dilakukan oleh tim gabungan di titik yang diduga terkena dampak bencana tsunami. Selain itu, BPBD Sumbar sudah mengirimkan logistik serta tim SAR dan PMI ke Mentawai.
Harmesyah mengatakan, pengiriman tim dan logistik dihadapkan dengan cuaca buruk sehingga cukup berhati-hati untuk melakukan pelayaran.
“Kita berharap tim dan logistik yang sudah dikirimkan Selasa sore sekitar pukul 17.00 WIB bisa sampai ke Mentawai pada Rabu pagi nanti,” katanya.
Gempa berkekuatan 7,2 skala Richter (SR), lokasi gempa berada pada 3.61 Lintang Selatan (SL) dan 99.93 Bujur Timur (BT) pada pusat 78 km barat daya Pagai Selatan, Kepulauan Mentawai, Sumbar, telah menimbulkan tsunami dengan ketinggian 1 sampai 3 meter.









 GEMPA BUMI

Gempa bumi merupakan peristiwa pelepasan energi yang menyebabkan dislokasi (pergeseran) pada bagian dalam bumi secara tiba-tiba.
Penyebab Terjadinya Gempa Bumi
  1. Proses tektonik akibat pergerakan kulit/lempeng bumi
  2. Aktivitas sesar di permukaan bumi
  3. Pergerakan geomorfologi secara lokal, contohnya terjadi runtuhan tanah
  4. Aktivitas gunung api
  5. Ledakan nuklir
Mekanisme perusakan terjadi karena energi getaran gempa dirambatkan ke seluruh bagian bumi. Di permukaan bumi, getaran tersebut dapat menyebabkan kerusakan dan runtuhnya bangunan sehingga dapat menimbulkan korban jiwa. Getaran gempa juga dapat memicu terjadinya tanah longsor, runtuhan batuan, dan kerusakan tanah lainnya yang merusak permukiman penduduk. Gempa bumi juga menyebabkan bencana ikutan berupa kebakaran, kecelakaan industri dan transportasi serta banjir akibat runtuhnya bendungan maupun tanggul penahan lainnya.
Gejala dan Peringatan Dini
  • Kejadian mendadak/secara tiba-tiba
  • Belum ada metode pendugaan secara akurat

Tips Penanganan Jika Terjadi Gempa Bumi
Jika gempa bumi menguncang secara tiba-tiba, berikut ini 10 petunjuk yang dapat dijadikan pegangan di manapun anda berada.
  • Di dalam rumahGetaran akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu itu, anda harus mengupayakan keselamatan diri anda dan keluarga anda. Masuklah ke bawah meja untuk melindungi tubuh anda dari jatuhan benda-benda. Jika anda tidak memiliki meja, lindungi kepala anda dengan bantal.
    Jika anda sedang menyalakan kompor, maka matikan segera untuk mencegah terjadinya kebakaran.
  • Di sekolahBerlindunglah di bawah kolong meja, lindungi kepala dengan tas atau buku, jangan panik, jika gempa mereda keluarlah berurutan mulai dari jarak yang terjauh ke pintu, carilah tempat lapang, jangan berdiri dekat gedung, tiang dan pohon.
  • Di luar rumahLindungi kepada anda dan hindari benda-benda berbahaya. Di daerah perkantoran atau kawasan industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnya kaca-kaca dan papan-papan reklame. Lindungi kepala anda dengan menggunakan tangan, tas atau apapun yang anda bawa.
  • Di gedung, mall, bioskop, dan lantai dasar mallJangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti semua petunjuk dari petugas atau satpam.
  • Di dalam liftJangan menggunakan lift saat terjadi gempa bumi atau kebakaran. Jika anda merasakan getaran gempa bumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua tombol. Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah. Jika anda terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan menggunakan interphone jika tersedia.
  • Di kereta apiBerpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuh seandainya kereta dihentikan secara mendadak. Bersikap tenanglah mengikuti penjelasan dari petugas kereta. Salah mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan.
  • Di dalam mobilSaat terjadi gempa bumi besar, anda akan merasa seakan-akan roda mobil anda gundul. Anda akan kehilangan kontrol terhadap mobil dan susah mengendalikannya. Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil anda di kiri jalan dan berhentilah. Ikuti instruksi dari radio mobil. Jika harus mengungsi maka keluarlah dari mobil, biarkan mobil tak terkunci.
  • Di gunung/pantai
    Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah langsung ke tempat aman. Di pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika anda merasakan getaran dan tanda-tanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi.
  • Beri pertolongan
    Sudah dapat diramalkan bahwa banyak orang akan cedera saat terjadi gempa bumi besar. Karena petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami kesulitan datang ke tempat kejadian, maka bersiaplah memberikan pertolongan pertama kepada orang-orang yang berada di sekitar anda.
  • Dengarkan informasiSaat gempa bumi besar terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya. Untuk mencegah kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap tenang dan bertindaklah sesuai dengan informasi yang benar. Anda dapat memperoleh informasi yag benar dari pihak yang berwenang atau polisi. Jangan bertindak karena informasi orang yang tidak jelas.

Strategi Mitigasi dan Upaya Pengurangan Bencana Gempa Bumi
  1. Harus dibangun dengan konstruksi tahan getaran/gempa khususnya di daerah rawan gempa.
  2. Perkuatan bangunan dengan mengikuti standar kualitas bangunan.
  3. Pembangunan fasilitas umum dengan standar kualitas yang tinggi.
  4. Perkuatan bangunan-bangunan vital yang telah ada.
  5. Rencanakan penempatan pemukiman untuk mengurangi tingkat kepadatan hunian di daerah rawan gempa bumi.
  6. Zonasi daerah rawan gempa bumi dan pengaturan penggunaan lahan.
  7. Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya gempa bumi dan cara - cara penyelamatan diri jika terjadi gempa bumi.
  8. Ikut serta dalam pelatihan program upaya penyelamatan, kewaspadaan masyarakat terhadap gempa bumi, pelatihan pemadam kebakaran dan pertolongan pertama.
  9. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan masyarakat lainnya.
  10. Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam menghadapi gempa bumi.
  11. Pembentukan kelompok aksi penyelamatan bencana dengan pelatihan pemadaman kebakaran dan pertolongan pertama.
  12. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan masyarakat lainnya.
  13. Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam menghadapi gempa bumi.
Sumber : Panduan Pengenalan Karakteristik Bencana Dan Upaya Mitigasinya di Indonesia, Set BAKORNAS PBP dan Gempa bumi dan Tsunami, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral.